PARA peneliti di Pusat Penelitian Diabetes dan Pengendalian Berat Badan Rumah Sakit Miriam, AS, menyatakan seseorang dengan variasi 'gen obesitas' tertentu cenderung makan makanan dan camilan lebih banyak, mengonsumsi lebih banyak kalori per hari, dan sering memilih makanan berkadar lemak tinggi serta makanan manis jika dibandingkan dengan orang lain pada umumnya.
Dalam penelitian itu terungkap variasi tertentu dalam gen FTO dan BDFN yang sebelumnya dikaitkan dengan obesitas memungkinkan adanya keterkaitan pola makan yang mengakibatkan obesitas. FTO dan BDFN yang dinyatakan adalah bagian otak yang mengontrol makan serta nafsu makan. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition pada Juni ini juga menunjukkan risiko genetik obesitas dapat diminimalisasi dengan mengubah pola makan seseorang dan waspada terhadap pemilihan makanan.
Termasuk juga dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur. "Memahami bagaimana gen kita memengaruhi obesitas sangatlah penting untuk mencoba memahami penyakit obesitas. Namun penting untuk diingat bahwa dari sifat-sifat genetik saja tidak berarti obesitas tidak dapat dihindari," kata penulis utama Jeanne M McCaffery PhD dari Pusat Penelitian Diabetes dan Pengendalian Berat Badan Rumah Sakit Miriam.
Pilihan gaya hidup sangat penting untuk menentukan seberapa kurus atau gemuk seseorang terlepas dari sifat genetiknya. "Namun, dengan mengungkapkan penanda genetik, kita dapat menentukan intervensi di masa depan untuk mengontrol obesitas bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan genetik." Para peneliti juga menemukan seseorang dengan variasi BDFN ternyata mengonsumsi susu, daging, telur, kacang-kacangan dan biji-bijian dengan porsi lebih banyak. (Sciencedaily/*/L-2/Riset MI/M-1)
Dalam penelitian itu terungkap variasi tertentu dalam gen FTO dan BDFN yang sebelumnya dikaitkan dengan obesitas memungkinkan adanya keterkaitan pola makan yang mengakibatkan obesitas. FTO dan BDFN yang dinyatakan adalah bagian otak yang mengontrol makan serta nafsu makan. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition pada Juni ini juga menunjukkan risiko genetik obesitas dapat diminimalisasi dengan mengubah pola makan seseorang dan waspada terhadap pemilihan makanan.
Termasuk juga dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur. "Memahami bagaimana gen kita memengaruhi obesitas sangatlah penting untuk mencoba memahami penyakit obesitas. Namun penting untuk diingat bahwa dari sifat-sifat genetik saja tidak berarti obesitas tidak dapat dihindari," kata penulis utama Jeanne M McCaffery PhD dari Pusat Penelitian Diabetes dan Pengendalian Berat Badan Rumah Sakit Miriam.
Pilihan gaya hidup sangat penting untuk menentukan seberapa kurus atau gemuk seseorang terlepas dari sifat genetiknya. "Namun, dengan mengungkapkan penanda genetik, kita dapat menentukan intervensi di masa depan untuk mengontrol obesitas bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan genetik." Para peneliti juga menemukan seseorang dengan variasi BDFN ternyata mengonsumsi susu, daging, telur, kacang-kacangan dan biji-bijian dengan porsi lebih banyak. (Sciencedaily/*/L-2/Riset MI/M-1)