Kursi Roda

Kamis, 02 Agustus 2012

Menurunkan Berat Badan dengan Berpuasa

PUASA di bulan suci Ramadhan selain menjalankan kewajiban sebagai umat Islam, ternyata juga dimanfaatkan sebagai momen untuk melakukan diet. Banyak orang menganggap berat badan akan turun pada bulan puasa. Namun, apakah puasa cukup efektif untuk mengurangi berat badan? Dan bagaimana caranya agar optimal?

Spesialis gizi klinis dr Cindiawaty Josito Pudjiadi MARS, MS, SpGK mengemukakan prinsip menurunkan berat badan pada saat puasa atau tidak puasa sebenarnya sama saja. Prinsipnya, yaitu menurunkan total asupan sekitar 500 kalori.

"Tapi, puasa merupakan saat yang tepat untuk membantu kita menurunkan berat badan karena bila pilihan makanan dan minuman kita tepat, asupan kita mudah lebih rendah daripada biasanya," ungkap Cindiawaty kepada Media Indonesia, Sabtu (28/7).

Menurutnya, yang sering membuat seseorang itu bertambah berat badannya pada waktu puasa ialah lupa sahur sehingga ketika waktu buka puasa terasa lapar sekali.

Selain itu, pada waktu berbuka sering mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan sehingga total asupan kalori juga jadi lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Dia menyarankan agar mengonsumsi makanan yang lengkap saat sahur tiba. Lengkap dimaksud ialah mengandung sumber-sumber karbohidrat terutama karbohidrat komplek (seperti, roti gandum, havermut, nasi merah, dan lain-lain), sumber protein (ayam, ikan , tahu, tempe), dan sumber lembak (minyak zaitun, minyak kanola yang ditambahkan ke makanan yang sudah matang), serta sayur dan buah.

"Kemudian, makanan sebaiknya dalam bentuk disup, tumis, pepes, tim, dan panggang. Hindari makanan yang digoreng atau bersantan kental," kata spesialis gizi klinis yang biasa berpraktik di RS Gading Pluit dan RS Medistra tersebut.

Selanjutnya, selain menghindari makanan dan minuman yang manis secara berlebihan saat buka puasa, makanan yang dikonsumsi pun tetap makanan yang lengkap seperti saat sahur. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah total asupan.

Apabila memungkinkan, kata Cindiawaty, tetap melakukan olahraga misalnya berjalan cepat, joging, dan bersepeda. Olahraga dapat dilakukan pada waktu menjelang buka puasa, sesudah buka puasa, ataupun pada waktu sahur.

"Tapi perlu diingat, kebutuhan air putih sekitar 8 gelas dalam sehari sebaiknya tetap dipenuhi," tegas dia.

Menurut Cindiawaty, tiap orang diperbolehkan melaksanakan diet dengan berpuasa, asalkan tidak menderita penyakit berat dan tidak sedang hamil. "Sesuai kondisi kesehatan saja. Kalau merasa sedang tidak enak badan, jangan dipaksakan," jelasnya.

Namun, kata Cindiawaty, apabila ingin mengetahui lebih lanjut kondisi kesehatan agar bisa melakukan diet, lebih baik berkonsultasi kepada dokter spesialis gizi klinis. Mengingat tiap individu itu unik, dokter bisa mengaur lebih individual dan rinci tentang konsumsi dan olahraga yang dibutuhkan.

Ketua Yayasan Gerakan Sadar Gizi Tirta Prawita Sari juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, puasa yang benar dapat membantu seseorang menurunkan jumlah lemak dan berat badan. "Tapi, bisa saja tak terjadi penurunan berat badan atau berat badan malah meningkat jika kita tidak memperhatikan menu makan dan aktivitas selama puasa," ujar Tirta. (*/H-2)